Pengamal Jurus Mabuk

Kalau saya lihat kembali hidup saya 1,5 tahun terakhir, tanpa saya sadari sebelumnya, saya mungkin tengah mengamalkan Jurus Mabuk. Nah lo? Bukan, bukan seperti itu. Sampai saat ini saya bersyukur saya belum menjadi alcoholic meskipun sudah lama memegang kartu anggota coffeholic. Yang saya maksud dengan Jurus Mabuk di sini tidak bisa dimaknai dalam tataran praksis dan harus diresapi secara filosofis (halah). Jika Anda pernah menyaksikan film Jackie Chan yang berjudul Drunken Master, Anda akan menemukan makna filosofis ini dari uraian papa si Jackie dalam sebuah adegan.

Menurut Tuan Wong, demikian nama beliau jika saya tidak salah ingat, kekuatan utama dari Jurus Mabuk sebenarnya terletak pada keadaan mabuk dan bukan pada kuda-kuda, tendangan, pukulan, apalagi anggur kolesom-nya. Dalam keadaan mabuk, anda tidak terlalu peduli dengan rasa sakit atau bahkan tidak merasa sakit sama sekali. Biarpun ratusan Ade Ray memukuli Anda dengan Gada Rujak Polo, Anda mungkin hanya merasa tengah menjalani fisioterapi di sebuah klinik kecantikan. Dalam keadaan mabuk, Anda juga menjadi lebih berani jika bukan tidak kenal takut. Anda tiba-tiba merasa berani menantang marinir satu pangkalan meskipun biasanya Anda sudah pipis dihardik dengan anak kemarin sore.

Anda juga tidak gampang merasa malu dan bahkan dalam banyak kasus bisa memalukan saat mabuk. Jika biasanya Anda sudah tersipu-sipu mendengar suara Anda sendiri, dalam keadaan mabuk Anda bisa menyanyi dan bergoyang dengan luwesnya bak biduan di tengah-tengah perempatan. Dalam keadaan mabuk, Anda bisa merasa bahagia tanpa memerlukan alasan yang kuat dan jelas. Anda bisa merasa demikian riang meskipun tebal tagihan Anda sudah melampaui tebal kamus Purwadarminta. Anda juga cenderung berani bertindak dulu dan tidak teralu berfikir panjang soal resiko. Mengikuti intuisi dulu dan baru memikirkan aturan-aturan secara komprehensif nanti saat sadar.

Jurus Mabuk mempunyai semacam tingkatan. Jika Anda seorang pemula, Anda mungkin membutuhkan anggur kolesom, arak, tuak, cukrik, dan sejenisnya, untuk membuat Anda mabuk dan mengeluarkan jurus legendaris ini. Jika anda sudah mencapai tingkatan mahir, anda sudah tidak memerlukan bantuan mereka dan dapat mencapai keadaan mabuk ini sesuai kehendak. Demikian juga dalam hal fungsi. Jika Anda seorang pemula, mungkin Anda hanya mengamalkannya di dunia adu jotos saja. Jika Anda mau masuk lebih dalam lagi, jurus ini sebenarnya dapat diterapkan dalam hampir semua bidang kehidupan. 

Tentu saja saya tidak mengatakan bahwa saya telah mencapai tingkatan fenomenal seperti dalam contoh-contoh di atas. Bisa dikatakan mabuk saya belum terlalu dalam. Masih bergelantungan di cakrawala kesadaran, begitu. Satu hal yang pasti saya bersyukur hari-hari ini saya merasa lebih tahan pukul, lebih berani, lebih tidak tahu malu, lebih riang, dan lebih bertindak. Dan semuanya itu tanpa campur tangan anggur Chateau Lafitte atau sampanye Dom Perignon (halah, lagi). Semoga saya semakin mabuk karena cinta kasih (halah!).

~ by dewey setiawan on 09/05/2011.

Leave a comment