Memilih Bidang

Memilih bidang yang ingin kita tekuni sesulit menemukan tujuan hidup. Bahkan bisa dikatakan keduanya sama; atau paling tidak satu adalah prasyarat sebelum lainnya. Kebingungan ini lebih membingungkan bagi orang-orang yang suka banyak hal, seperti saya. Saya menyukai Sastra, Sejarah, Manajemen, Kepemimpinan, dan masih banyak lainnya. Adalah sulit bagi saya untuk memilih mana yang paling saya suka di antara yang saya suka itu. Kebingungan saya, kata teman saya yang suka menghibur, adalah kebingungan orang multi talenta. Mungkin dia sebenarnya sungkan untuk mengatakan saya tidak fokus. Hahaha.

Di satu sisi, saya merasa tidak ada salahnya dengan memiliki banyak minat. Zaman dahulu kala ini bahkan menjadi semacam ideal: the Rennaisance Man. Contoh terbaiknya adalah Leonardo Da Vinci, yang mungkin akan nyambung ketika kita ajak ngobrol soal apa saja. Spesialisasi hanya menjadikan kita sebuah sekrup saja karena tidak memberi saya perspektif yang lebih luas bagaimana sebuah sistem berjalan. Di lain sisi, saya harus mengakui kebenaran zaman ini, bahwa setiap orang perlu memiliki spesialisasi. Karena harus membagi waktu dan energi ke banyak bidang, saya merasa cuma menjadi mediocre di setiap bidang itu. Akibatnya saya sendiri merasa bersalah karena tidak pernah bisa berbuat secara optimal. Orang lain yang menggunakan jasa saya mungkin juga merugi karena merasa tidak mendapat yang optimal.     

Pada tahap awal kita seolah-olah bisa dengan cukup mudah menyelesaikan masalah ini. Misalnya: kita bisa tetap memiliki minat ke banyak bidang tapi pilih lah salah satunya sebagai spesialisasi. Beres, kan? Sayangnya tidak karena pertanyaannya tetap sama: bidang yang mana yang saya pilih sebagai spesialisasi. Semua rasanya sama-sama menarik buat saya. Saya berfikir penyelesaian dari ini adalah bukan dengan memilih karena ini akan jadi lingkaran setan. Solusinya adalah integrasi. Kita perlu mencari bidang yang dapat (sebanyak mungkin) mengintegrasikan bidang-bidang yang kita sukai itu.

Dengan cara ini, saya merasa saya menemukan bidang yang akan saya tekuni. Pada hari Sabtu lalu saya tercangkul ke sebuah laman tentang sebuah bidang … Leadership in Literature. Saya betul-betul baru tahu tentang keberadaan bidang ini. Ini rasanya seperti momen Eureka. Dari namanya saja ini sudah mengintegrasikan dua bidang yang saya suka, yaitu Sastra dan Kepemimpinan. Selanjutnya, minat saya terhadap Manajemen bisa diintegrasikan ke dalam Kepemimpinan sementara Sejarah bisa bergabung ke kedua bidang tersebut.

Perjalanan tentu saja masih panjang. Tapi paling tidak saya tahu harus ke mana dan tidak berputar-putar saja.

~ by dewey setiawan on 23/05/2011.

Leave a comment